Teori yang mendasari pembuatan bom atom adalah teori energi yang dihasilkan dari reaksi fusi atau pemecahan atom. Dalam reaksi fusi, dua atom bersatu menjadi satu atom yang lebih besar, serta melepaskan sejumlah besar energi. Dalam reaksi pemecahan atom, sebuah atom dibagi menjadi atom-atom yang lebih kecil, serta melepaskan sejumlah besar energi.
Proses fusi nuklir digunakan dalam bom hydrogen, di mana dua atom hidrogen bersatu menjadi satu atom helium, serta melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk cahaya dan panas. Proses pemecahan atom digunakan dalam bom atom, di mana atom uranium atau plutonium dibagi menjadi atom-atom yang lebih kecil, serta melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk cahaya dan panas.
Teori yang mendasar dalam pembuatan bom atom ini adalah teori E=mc² yang dikemukakan oleh Albert Einstein. Teori ini menyatakan bahwa massa dan energi saling berkaitan dan dapat dikonversi satu sama lain. Dalam konteks bom atom, teori ini menyatakan bahwa sejumlah besar energi dapat dihasilkan dari pemecahan atau fusi atom, karena setiap perubahan massa yang terjadi dalam proses ini dikonversi menjadi energi.
Selain itu, teori nuklir juga digunakan dalam pembuatan bom atom. Teori ini menjelaskan tentang struktur atom dan cara kerja reaksi nuklir. Ini memungkinkan ilmuwan untuk memahami bagaimana atom dapat dipecah atau digabungkan untuk menghasilkan energi, yang merupakan dasar dari proses yang digunakan dalam bom atom.
Dalam kesimpulannya, teori fisika dan kimia nuklir yang mendasari pembuatan bom atom, yaitu teori energi yang dihasilkan dari reaksi fusi dan pemecahan atom serta teori E=mc² dan teori nuklir yang menjelaskan tentang struktur atom dan cara kerja reaksi nuklir.
Pembuatan bom atom pertama kali dilakukan oleh sebuah proyek yang dikenal sebagai Proyek Manhattan. Proyek ini didirikan pada tahun 1942 oleh pemerintah Amerika Serikat, yang dipimpin oleh J. Robert Oppenheimer, seorang ilmuwan fisika. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengembangkan bom atom sebelum negara lain, khususnya Jerman Nazi, yang diperkirakan sedang mengembangkan bom atom sendiri.
Proyek Manhattan dijalankan di bawah kerahasiaan yang ketat, dengan ribuan ilmuwan dan pekerja yang terlibat dalam proyek ini. Proyek ini dijalankan di berbagai lokasi di Amerika Serikat, termasuk di Los Alamos, New Mexico, di mana bom atom pertama kali dikembangkan dan diuji.
Pada tahun 1945, bom atom pertama kali diuji di Alamogordo, New Mexico. Bom ini dikenal sebagai "Trinity", dan meledak dengan kekuatan sekitar 20 kiloton. Uji coba ini menunjukkan bahwa teknologi untuk membuat bom atom telah berhasil dikembangkan.
Setelah uji coba, dua bom atom digunakan dalam perang, yang diledakkan di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Ledakan ini menyebabkan kematian sekitar 200.000 orang, sebagian besar warga sipil. Ini menyebabkan Jepang menyerah pada Perang Dunia II.
Pembuatan bom atom pertama kali adalah sejarah yang penting dalam sejarah perang dunia 2 dan juga sejarah teknologi. Namun, ledakan bom atom ini menyebabkan kerusakan besar dan kerugian jiwa yang tidak dapat diperbaiki, sehingga mengingatkan pentingnya mengelola teknologi ini dengan bijak.