PhysicsClasroom |
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan alam yang lebih menuntut pada pemahaman daripada hafalan. Salah
satu yang menjadi kesulitan siswa dalam memahami fisika adalah banyak konsep
fisika yang bersifat abtrak. Karaca menyatakan bahwa
Of all the sciences, Physics is the one that
students experience the most difficulties with because most of the physical
notions are abstract. Also, when compared to other lessons, although there are
many relationships between main subjects and number of the subjects to be
learned, simply knowing definitions is not enough to learn the subject (Hursen & Asiksoy, 2015).
Sifat abstrak yang khususnya berasal
dari konsep fisika, benar-benar menjadi tantangan bagi guru dan murid. Sebagai
contoh, bagaimana kita mendeskripsikan gaya, khususnya gaya tak sentuh, seperti
gravitasi, magnet dan listrik? (Harrison & Coll, 2013) .
Dalam materi ajar fisika, khususnya
materi listrik terdapat beberapa kesulitan atau permasalahan yang dapat dialami
oleh guru, salah satunya dalam pemahaman konsep mengenai arah arus listrik dan
beda potensial atau beda tegangan. Pemahaman materi tersebut sedikit lebih
sulit karena sifatnya yang abstrak, tidak dapat diamati dengan alat indera
manusia. Jika pemahaman yang diterima atau dikuasai oleh siswa rendah, maka
dapat dimungkinkan terjadinya miskonsepsi atau salah persepsi dalam materi ajar
ini (Aprialiani, et al., 2015) .
Penelitian tentang adanya miskonsepsi yang
dialami oleh siswa pada materi listrik dinamis diantaranya dilakukan oleh
Rusilowati (2006), Handayani (2014), Sutadi (2014), Hamdani (2013), dan Nugraeni,et
al. (2013). Menurut Ãœnlü (2011) “According to the research
containing similar finding afore mentioned, many difficulties and
misconceptions in the topic of electric circuit are still found after the
study, at all ages and levels (Arons, 1982; Borges & Gilbert, 1999; Cohen,
Eylon & Ganiel 1983; Iona, 1979; Fredette & Clement, 1981; Fredette
& Lochhead, 1980; Osborne, 1983). Most of the common difficulties are due
to an incomplete understanding of the abstract concepts such as electric
current and electric potential (Carlton, 1999; Lee & Law, 2001; Liegeois,
Chasseigne & Papin, 2003). Electricity even itself is a difficult concept
for students to come to terms with. The invisible nature of what is happening
makes it an abstract topic (Carlton, 1999)” (Ãœnlü, 2011).
Melihat studi literatur tentang
miskonsepsi yang banyak dialami oleh siswa pada materi rangkaian listrik di
berbagai tingkat dan tempat yang berbeda. Kemudian berdasarkan pada hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang
mengenai hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis. Maka kita dapat
membuat prediksi bahwa siswa di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang juga mengalami
miskonsepsi.
Pembelajaran yang dilakukan untuk
mengatasi miskonsepsi perlu ditekankan pada perubahan konseptual yang akan
didapat siswa. Salah satu model pembelajaran yang berkontribusi dalam perubahan
konseptual adalah analogi. “Science teachers can use often analogical instruction in their classroom to enhance
students’ understandings and eliminate misconceptions. While using analogical instruction, analogies should
address the correspondence of its attributes and relationships between the target concepts in order to make the
connections more explicitly, science teacher must become familiar with students’ difficulties in understandings
a scientific concepts in order to design meaningful materials to provide meaningful learning. In short, when
analogical instruction is used, it is highly probable that these cause significantly better understandings of scientific conception and elimination
ofalternative conceptions” (Dilber & Duzgun, 2008) .
Menggunakan analogi untuk belajar sains
dapat digambarkan sebagai pengembangan konsep (murid akan berkembang konsep
pemikirannya), atau perubahan konsep (membuang konsep tidak ilmiah dalam
pikirannya), atau keduanya. Pengajaran yang berhasil merubah konsep pemikiran
murid, muncul saat minat mengajar dengan analogi hadir. Kebanyakan penelitian
seputar perubahan konsep dan pengajaran dengan analogi menacu pada teori
piagetian (Harrison & Coll, 2013) .
Analogi dapat membantu para murid untuk
memahami sesuatu yang belum dikenal dengan menggambarkan pengetahuan yang
mereka miliki dan yakini. Hal ini memungkinkan para murid untuk membayangkan
konsep abstrak. Bayangan tersebut lebih kuat jika objek dan proses keseharian
yang ada dalam batin digunakan untuk membangun model mental ilmiah. Hal ini
akan mengungkapkan rahasia-rahasia sains, dan membantu para murid untuk
menjelaskan konsep sulit berdasarkan pengetahuan yang sudah ada (Harrison & Coll, 2013) .
Arus listrik, tegangan listrik, serta perbedaan sirukuit seri
dan paralel sulit untuk dijelaskan, sehingga para guru secara teratur
menggunakan analogi dan model untuk memahami apa yang terjadi. Seperti kegiatan
penyelidikan, analogi paling baik digunakan pada saat para murid terlibat di
dalam perencanaan dan pengkajian. (Harrison & Coll, 2013) . Untuk mencegah
timbulnya miskonsepsi saat mengaitkan konsep dengan konsep yang telah diketahui
soswa, diperlukan penyampaian dan langkah yang tepat dalam menggunakan analogi. Model Teaching With Analogies (TWA) yang
dikembangkan oleh Glynn (1995) membuat
peta perbandingan (mapping) antara konsep rujukan dan konsep target.
Bila terdapat banyak kemiripan antara kedua konsep tersebut, maka sebuah analogi
berpikir dapat dibangun. Pemilihan konsep analogi perlu hati-hati, jika siswa
mendapatkan konsep analog yang kurang familiar maka siswa tidak akan dapat
memahami isi dari pembelajaran, demikian juga ketika konsep target mudah untuk
divisualisasikan maka pembelajaran analogi tidak lagi diperlukan (Fathurohman, 2014) .
Meskipun penelitian yang menggunakan analogi dalam meremediasi
miskonsepsi di program studi pendidikan fisika FKIP UNTAN belum pernah
dilakukan. Tetapi, beberapa penelitian dari luar universitas tanjungpura telah
dilakukan yaitu, Dilber &
Duzgun (2008); Clement (1993); dan Ünlü (2011). Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas kiranya
model analogi dapat dijadikan alternatif dalam meremediasi miskonsepsi siswa
pada materi rangkanain listrik arus searah sederhana.
Bibliography
Aprialiani, S., Budiari, I. S. & Lumbu, A.,
2015. Penggunaan Analogi Dalam Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen
Topik Aliran Arus Listrik Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X
SMA YPPK Taruna Dharma Kota Raja. JPFK, Volume 1, pp. 14-19.
Dilber, R. &
Duzgun, B., 2008. Effectiveness of Analogy on Students’ Success and
elimination of misconceptions. Latin American Journal of Physics
Education, 2(3), pp. 174-183.
Fathurohman, A.,
2014. Analogi Dalam Pengajaran Fisika. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran
Fisika, Volume 1, pp. 74-77.
Harrison, A. G. &
Coll, R. K., 2013. Analogi dalam kelas sains. Jakarta: Pt Indeks.
Hursen , C. &
Asiksoy, G., 2015. The Effect of Simulation Methods in Teaching Physics on
Students' academic success. World Journal on Educational Technology, 7(1),
pp. 87-94.
Ünlü, Z. K., 2011.
The Effect Of Combining Anology-Based Simulation And Laboratory Activities On
Turkish Elementary School Students’ Understanding Of Simple Electric
Circuits. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology, 10(4),
pp. 320-329.